Tari Tradisional Sumatera Barat

Posted on

Tari Tradisional Sumatera Barat – Berbicara mengenai Provinsi Sumbar, hal pertama terbesit adalah masakan-masakan legendaris dan fenomenal yang sudah lumrah di tanah air, bahkan kancah kuliner Internasional.

Namun tahukah anda, Tarian Sumatera Barat juga bukanlah suatu hal yang asing di telinga kita. Berbagai macam Tari daerah masih segar dan terus dilestarikan disana hingga saat ini.

Penting untuk anda ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang punya seni tari tradisional terbanyak di dunia, yakni lebih dari 350 nama yang berkembang di tiap provinsi, dan salah satu yang populer adalah Tari daerah Sumatera Barat yang sedang anda simak ini.

Tari Tradisional Sumatera Barat dan Penjelasannya

Dari beberapa sumber yang Admin gali, setidaknya lebih dari 20 tarian yang tersebar di seluruh wilayah Minangkabau. Uniknya lagi, pada tiap-tiap tarian asal Sumatera Barat ini, mengandung makna dan filosofi yang berbeda-beda.

Oke langsung saja, silakan simak ulasan dibawah ini mengenai Tari Tradisional Sumbar, mulai dari nama, daerah asal serta deskripsi singkatnya untuk anda.

Tari Piring

Tari tradisional Sumatera barat

Dimulai dari yang paling tersohor yakni Tari Piring. Siapa yang tidak kenal dengan tari ini? dari Sabang hingga Merauke, tarian yang satu ini sudah cukup tersohor dan berusia tua, membawa filosofi yang dalam dan selalu melekat di hati masyarakat.

Pada awalnya, tari piring dimaksudkan untuk memberi pujian dan rasa ‘terima kasih’ terhadap dewi padi, karena masyarakat setempat percaya bahwa Dewi tersebutlah yang menyebabkan panen ladang / sawah mereka melimpah.

Namun saat Islam mulai menduduki Sumbar, tujuan tari ini diubah fungsinya sebagai hiburan dan pengisi acara-acara penting, mulai dari hari besar Islam, upacara adat, perpisahan sekolah hingga pesta pernikahan.

Tari Piring Sumatera Barat dimainkan oleh pria dan wanita, dengan syarat jumlah penari harus ganjil, misalnya 3, 5, 7 dan seterusnya. Kostum dan alat musik pengiring juga berlatar seni asli dari Minangkabau sendiri.

Tari Indang

Tari Tradisional Sumatera Barat selanjutnya adalah Tari Indang. Kata ‘Indang’ sebenarnya merupakan nama dari alat pengiring musiknya, sedangkan nama tenarnya adalah Tari Dindin Badindin, yakni sebagai judul lagu saat pagelaran ini dimainkan.

Tari Indang berasal dari Kabupaten Pariaman. Untuk jumlah pesertanya sama dengan tari piring, yakni harus berjumlah ganjil, namun yang ini lebih massal, bahkan bisa mencapai 25 orang, dengan menggabungkan pria dan wanita.

Untuk soal gerakan, tidak jauh berbeda dari Tari Saman milik Provinsi Aceh, namun yang ini lebih santai dan sedikit lamban. Tari Indang adalah kombinasi budaya Suku Melayu dan Islam.

Pada awal perkembangannya, tarian ini diiringi dengan tepuk tangan dari peserta, ditambah dengan lantunan Dzikir yang indah. Namun semakin kesini, terjadi pengalihan fungsi dimana keberadaannya lebih sebagai hiburan.

Misalnya seperti penyambutan tamu besar, pesta pernikahan, hari-hari bersejarah dan pertontonkan umum lainnya. Selain itu, kini tarian ini lebih dominan dimainkan oleh kaum wanita saja.

Dulu, tari ini bertujuan untuk mendakwahkan agama Islam karena terdapat lantunan Dzikir didalamnya. Namun saat lirik dalam musik berganti, fungsi awalnya pun mulai berganti dan lebih dititikberatkan sebagai hiburan.

Tari Pasambahan

Tarian Sumatera Barat yang berikutnya yakni Pasambahan (Persembahan / Penyambutan). Pada awalnya, Tari Pasambahan ini akan digelar ketika pesta pernikahan, dimana saat pengantin pria datang ke rumah pengantin wanita.

Selain itu, tarian ini juga dipakai sebagai ajang penyambutan tamu penting yang datang dari jauh, para tamu terhormat seperti pejabat, dimainkan juga sebagai ajang perlombaan, pentas seni dan hari-hari besar.

Keunikan dari tarian ini terletak pada properti yang dibawa oleh salah seorang penari, yakni sebuah cetakan mangkuk yang terbuat dari Tembaga berwarna perak atau keemasan bernana Carano.

Di dalam Carano tersebut terdapat berbagai sesajian seperti rokok, sirih, pinang dan makanan tradisional lainnya, yang kemudian akan diserahkan kepada tamu saat momen penyambutan berlangsung.

Tari Payung

Tarian tradisi sumatera barat

Tari Tradisional Sumatera Barat Berikutnya bernama Tari Payung, sebuah tarian yang mendeskripsikan rasa kasih dan sayang terhadap pasangan. Tarian ini dilakukan berpasang-pasangan, dimana pria memegang payung dan wanita memakai selendang.

Payung disini dilambangkan sebagai perlindungan terhadap wanita, dari berbagai macam hal yang tidak diinginkan, baik itu yang bersifat mengganggu hingga berupa ancaman akan keselamatan.

Unsur dalam tarian ini penuh dengan keromantisan dan hubungan yang berjalan baik, sekaligus menggambarkan bagaimana seharusnya seorang pria mampu bertanggung jawab.

Pada Tarian Payung ini, pola irama yang digunakan adalah 1-2-3-4 yang dijadikan sebagai dasar-dasar gerakan. Tahap-tahap gerakannya adalah sebagai berikut :

Gerakan 1 :

  • Tangan kanan memegang payung dan tangan kiri di pinggang,
  • payung diayun ke kiri pada hitungan ganjil,
  • payung diayun ke kanan pada hitungan genap,
  • kaki melangkah maju hitungan 1 sampai 4,
  • kaki melangkah mundur hitungan 5 sampai 8.

Gerakan 2 :

  • Tangan kiri memegang payung dan tangan kanan di pinggang
  • Payung diayun ke kiri pada hitungan ganjil
  • Payung diayun ke kanan pada hitungan genap
  • Kaki melangkah maju melingkar hitungan 1 sampai 4

Gerakan 3 :

  • Payung diletakan di samping
  • Tangan diayun kebawah pada hitungan ganjil
  • Tangan diayun kesamping pada hitungan genap
  • Kaki melangkah maju melingkar hitungan 1 sampai 4

Gerakan 4 :

  • Tangan kanan memegang payung dan tangan kiri di pinggang,
  • Payung diayun ke kiri pada hitungan ganjil,
  • Payung diayun ke kanan pada hitungan genap,
  • Kaki melangkah maju keluar pentas hitungan 1 sampai 4.

Tari Rancak

Tari rancak adalah kesenian tari yang secara umum diperankan oleh wanita. Sesuai dengan namanya ‘Rancak’ atau Cantik, tari ini mendeskripsikan ketegasan jika dilihat dari gerakannya.

Sehingga, wanita bukan hanya sejadar cantik atau elok dipandang saja, tapi juga tegas dan kuat. Selain itu, musik pengiringnya juga menyimbolkan kekuatan yang dalam yang menghadirkan irama serta hentakan musik yang anggun.

Saat ini, tari rancak mengusung 2 versi, yang pertama adalah Tarian Rancak Kudo asal Pesisir Selatan, dan satu lagi ciptaan Gusmati Sud.

Perbedaan dari dua versi ini terletak pada ciptaan Gusmati Sud, yang memiliki beberapa gerakan berbeda, antara lain Tagak-tagak (Tegak-tegak), Ukua jo jangko (Ukur dengan jengkal), Garak-garik (Gerak-gerik) dan Raso Pareso (dirasa dan periksa).

Tari Baralek Gadang

Yang pertama bernama Baralek Gadang, jika diartikan ke Bahasa Indonesia adalah Pesta Besar. Berdasarkan gerakannya, Makna Tari Baralek Gadang ini menceritakan tentang kehidupan sehari-hari di Ranah Minang.

Antaranya yakni mulai dari pagi hari, berangkat ke sawah, menanam padi, panen hingga Makan Bajamba. Tari ini bisa anda saksikan saat ada hari atau momentum penting di tanah Sumbar, hingga pernikahan atau hajatan lainnya.

Tari Galombang

Tarian Sumatera barat lengkap

Tari Tradisional Sumatera Barat selanjutnya yakni Tari Galombang (gelombang), merupakan Tarian adat asal Sumatera Barat yang biasa dimainkan saat upacara adat atau tradisi budaya setempat. Tari Galombang biasanya dimainkan oleh lebih dari 10 orang, yang dibagi menjadi 2 kelompok kiri dan kanan.

Tarian ini akan mulai dimainkan saat tamu undangan khusus, atau tuan rumah yang mengadakan acara telah datang. Gerakan salam tarian ini diangkat dari filosofi pencak silat (silek), sehingga kedua rombongan tadi akan terlihat seperti sedang memperagakan gerakan silat.

Tari Alang Babega

Tari Alang Babega merupakan tarian Minangkabau yang dipengaruhi oleh Suku Mentawai. Dari gerakannya, tarian ini mendeskripsikan kehidupan seekor elang yang terbang tinggi sambil memantau mangsanya, kemudian menukik tajam untuk berburu ke bawah lagi.

Tari Ambek-Ambek

Tari ini berasal dari Koto Anai, Kabupeten Solok, Sumbar. Tari Ambek-Ambek menggambarkan perlakuan anak-anak dalam bermain, bercanda dengan teman hingga berpura-pura berkelahi.

Selain itu, unsur pencak silat juga tidak lupa dalam gerakan tarian ini. Intinya, keseluruhan gerakan mendeskripsikan rasa sebagai satu satuan bentuk permainan anak-anak di Minangkabau.

Tari Barabah

Tari asal Sumatera barat

Dalam bahasa Minang, Barabah adalah nama burung yang dalam Bahasa Indonesianya saya tidak tahu. Tari ini diiringi gerakan pencak silat dengan alat musik Talempong yang mengiringinya.

Tari Barabah dilakukan oleh minimal sepasang penari laki-laki dan perempuan, dengan menggunakan kostum Pakaian Adat Sumatera Barat, beserta sebuah Belati sebagai properti pelengkapnya.

Tari Kain Salendang

Tari Kain Salendang berasal daerah Darek, namun lebih populer di Kabupaten Pesisir Selatan. Tarian ini hanya dilakukan oleh dua orang, yakni penari dan pemusik, dengan masing-masing menggunakan perlengkapan khusus.

Pemusik sendiri menggunakan alat Gendang sebagai properti pengiring, sedangkan penari menggunakan sehelai Selendang untuk menyertai gerakannya sepanjang menari.

Tari Kiek Gadih Minang

Dalam keseluruhan gerakan tarian ini, adalah gabungan dari beberapa unsur gerakan pada tari tradisional Minangkabau lainnya. Tarian ini dilakukan oleh perempuan secara berkelompok.

Makna dari Tari kiek ini adalah, menceritakan bagaimana kesibukan para gadis-gadis Minang di waktu pagi, persiapan sebelum melakukan aktivitas hingga menuju Masjid.

Tari Lilin

Tari lilin Sumbar

Tari Lilin diangkat dari sebuah cerita rakyat di Minangkabau, mengisahkan tentang seorang wanita yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Yang jadi masalah adalah, gadis tersebut kehilangan cincin tunangannya.

Nah, kemudian dia menggunakan Lilin yang diletakkan di sebuah piring, untuk mencari keberadaan cincin tersebut. Gerakan dalam tarian ini sangat indah dan gemulai

Tari Paten

Tidak jauh berbeda dengan gerakan-gerakan dalam Tari Piring, Tarian ini biasanya dimainkan saat masa-masa panen padi. Gerakan yang dilakukan menggambarkan para petani saat mencangkul hingga proses memanen padi mereka.

Tari Tudung Saji

Tarian Tradisi Sumatera Barat berikutnya bernama Tudung Saji, sesuai dengan namanya, Tari ini menggunakan properti Tudung Saji yang diletakkan di atas kepala sambil menari tanpa terjatuh, diiringi dengan musik Melayu yang sangat khas.

Tarian ini juga salah satu yang sudah Go Internasional. Kepopulerannya terbukti karena pernah masuk pada Pasar Malam Asia Eindhoven, tanggal 6 Juli 2008 silam.

Tari Randai

Tari tradisional Minangkabau

Tari Randai merupakan merupakan kombinasi dari kata Kaba dan Silek. Kaba artinya “Kabar”, yang datang dari pengelana berupa pesan agama, moral, nilai dan norma. Sedangkan Silek adalah keahlian dalam bela diri.

Kedua istilah ini digabungkan dengan iring-iringan musik dari Gurindam yang indah. Tari Randai dibawakan oleh kaum pria dengan formasi melingkar serta gerakan yang serentak.

Tari Sabalah

Sesuai dengan namanya yang artinya “Sebelah”, tarian ini mengunakan sebuah piring yang dipakai di sebelah tangan saja. Gerakan yang lincah dan dinamis menciptakan pemandangan indah nan elok.

Makna dari Tari Sabalah menceritakan tentang derajat kehidupan dan martabat para gadis di Minangkabau. Selain itu, juga sebagai rasa syukur atas turunnya hujan di ladang mereka, serta keberkahan bagi umat manusia.

Tari Sinar Riau

Pencipta tari ini bernama Ajis St. Sati, tarian ini menggunakan properti khusus dengan kostum pakaian adat. Gerakan tarian ini umumnya sangat gemulai dengan diiringi musik yang dinamis.

Tari Tempurung

Tari tempurung sumbar

Tari Tradisional Sumatera Barat yang satu ini cukup populer, pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 1952 oleh Ali Muhammad. Sesuai dengan namanya, properti pendukungnya adalah Tempurung.

Kostum yang digunakan adalah Pakaian Adat Sumatera Barat, dimainkan sebagai hiburan dan media komunikasi di tanah Minang. Kepopulerannya saat ini mulai sedikit memudar karana minat generasi yang kian minim.

Tari Piring Kubu Durian

Tari Tradisional Sumatera Barat Selanjutnya bernama Tarian Piring Kubu Durian, tidak jauh berbeda dengan tari piring, hanya saja yang satu ini berasal dari Padang. Tarian ini diiringi dengan musik Talempong yang dinamis, gerakannya juga lincah dan penuh atraksi.

Tari Rantak

Tari Tradisional Sumatera Barat selanjutnya bernama tari Rantak, sebuah tarian yang gerakan-gerakannya diangkat dari gerakan pencak silat. Para pelakon akan sering menghentakkan kakinya ke lantai, sehingga terdengar perpaduan suara yang indah.

Tari Saputangan

Tari daerah Padang

Tarian ini berasal dari Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Tarian ini erat kaitannya dengan proses panen padi di daerah tersebut.  Awalnya, dimainkan oleh laki-laki dan perempuan secara bersamaan.

Namun seiring berjalannya waktu, tari Saputangan akhirnya dimainkan oleh perempuan saja secara berpasang-pasangan, dengan properti sapu tangan, kemudian penari akan bergerak-gerak membawakan gerakan khas Bayang.

Tari Turuk Langgai

Selanjutnya bernama Tari Turuk Langgai, dan menurut sejarah berasal dari Kabupaten Mentawai. Tarian ini diiringi dengan alat musik gendang Kajeuma serta uliat. Umumnya, tarian ini akan dimainkan ketika masyarakat mengalami apapun bentuk kemenangan.

Tari Nyiru

Nyiru adalah alat tradisional untuk menampi beras, di mana tarian ini berasal dari Sawahlunto. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan perempuan yang sedang menampi beras, untuk memisahkan beras bagus dan yang rusak sebelum dimasak.

Baca Juga : Tarian Sumatera Utara

Penutup Tarian Sumatera Barat

Demikianlah, informasi mengenai 24 Tari Tradisional Sumatera Barat paling populer dan melegenda. Semoga dengan artikel ini, mampu membangkitkan kesadaran kita untuk selalu melestarikan Tarian Daerah di Indonesia.

Tanggal Penerbitan : 28 Juni 2019
Terakhir Diperbaharui : 7 Juni 2020