Gerakan Tari Piring

Posted on

Sudahkah kamu mengetahui apa saja nama gerakan Tari Piring ? Apa yang terbesit di pikiran kamu saat mendengar nama tarian asal Sumatera Barat ini ? Menari dengan sebuah peralatan dapur ? Ya! Memang benar begitu adanya. Tari Piring adalah kesenian daerah asal Minangkabau, Sumatera Barat.

Di ranah Minang, dikenal dengan mana Tari Piriang, yakni sebuah kesenian tradisional yang menjadi salah satu tarian khas paling penting dari daerah Sumatera Barat. Lalu, bagaimana gerakan dalam tari Piring ini, bagaimana kostum dan alat musik pengiringnya?

Beberapa Gerakan pada Tari Piring punya pola mengayun dengan cepat dan serentak, serta diikuti alunan musik khas Minang, dengan memegang sebuah piring di kedua tangannya tanpa terjatuh. Gerakan-gerakan ini sejatinya diambil dari Langkah-Langkah dalam Silat Minangkabau, atau yang tersohor dengan nama Silek.

Tidak jauh berbeda dengan tarian daerah lain, Busana Tari Piring juga memiliki perbedaan antara penari pria dan wanita. Namun, keduanya sama-sama menggambarkan ciri khas Minangkabau, seperti misalnya selendang dan Suntiang. Nanti akan saja jelaskan di bawah.

Begitu pula dengan beberapa Musik Pengiring Tari Piring, yang mengedepankan unsur musik dan irama yang kental dengan budaya Sumbar, seperti Saluang, Talempong, Ronggeng, Rabab dan lain-lain. Berikut, adalah ulasan mengenai Gerakan Tari Piring, Kostum dan alat musik pengiringnya.

Sejarah Tari Piring

Gerakan tari piring Sumatera barat
Sejarah Tari Piring

Menurut Wikipedia, Konon pada zaman dahulu (sebelum masuknya Islam ke Ranah Minang), saat benda bernama ‘Piring’ ini mulai dikenal oleh masyarakat setempat, memunculkan rasa penasaran sekaligus menjadikannya sebagai inspirasi, untuk menggunakan Piring Ini sebagai alat atau properti di luar perlengkapan makan.

Tujuan tari Piring Sumatera Barat adalah sebagai ritual rutin yang akan digelar ketika usai masa panen, dimana jika saat itu panen yang dihasilkan sangat melimpah ruah, sesuai dengan harapan para petani.

Namun setelah Islam masuk ke Sumatera Barat, tari piring memang tetap ada dan dikembangkan, hanya saja tujuan untuk memuja dewa-dewa dihapuskan.

Dan sejak masa itu, Tari Piriang beralih fungsi menjadi sarana hiburan dalam mengisi setangkaian acara bagi masyarakat ramai, mulai dari Pesta Pernikahan, penyambutan tamu, hari-hari besar dan sebagainya.

Tidak sampai disitu, tari piring juga sering ditampilkan pada acara-acara formal seperti perpisahan sekolah, pentas seni dan pertunjukan kesenian lainnya.

Pencipta tari piring adalah seorang seniman bernama Huriah Adam, seorang seniman berdarah asli Minangkabau. Beliau meninggal saat terjadinya kecelakaan pesawat, sehingga jasadnya tidak ditemukan. Hal ini tentunya menjadi luka dan duka yang mendalam bagi masyarakat minang dan Indonesia.

Untuk jumlah penarinya sendiri, biasanya terdiri dari 3 atau 6 orang, kadang juga bisa lebih, yang jelas dalam prakteknya para penari harus berjumlah ganjil. Setelah proses tarian selesai, biasanya para penari akan melempar piring ke lantai dan menari diatasnya.

Gerakan Tari Piring

Gerakan dalam tari piring
Gerakan Tari Piring

Tari piring setidaknya memiliki 20+ gerakan yang beranekaragam dan punya variasi makna pula. Namun secara garis besar, keseluruhan gerakan dalam tari ini mendeskripsikan kehidupan dalam bertani padi, mulai dari penanaman benih hingga masa panen.

Itulah mengapa awal mula kemunculan tari piring ini, berupa ucapan rasa syukur terhadap hasil panen yang melimpah. Oke langsung saja, dibawah ini adalah Ragam gerakan tari piring dan maknanya, serta aturan dan fungsinya masing-masing.

Gerak Pasambahan (Penyambutan)

Dalam bahasa Minang, Pasambahan artinya Penyambutan. Gerakan ini biasanya menjadi pembuka dari segala jenis tari piring. Maknanya adalah sebagai ucapan rasa syukur kehadirat Allah SWT.

Makna lain adalah sebagai permintaan maaf kepada hadirin yang menyaksikan, bilamana terjadi kecelakaan, kesalahan dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya selama tarian berlangsung, baik dari para penari maupun penonton yang menyaksikan.

Gerak Singanjua Lalai

Yang kedua bernama Singanjua Lalai. Dimainkan oleh penari wanita, dimana bermakna kesejukan dan ketentraman suasana indah di pagi hari. Hal ini terlihat dari gerakannya yang lembut, tenang dan lemah gemulai.

Gerak Mencangkul

Gerakan Tari Piring berikutnya yakni Sesuai dengan namanya, tentulah bagian ini diperankan oleh pria, dimana mengekspresikan seorang petani yang sedang mencangkul di sawah atau ladang miliknya.

Gerak membuang sampah

Sampah yang saya maksud disini adalah, gerakan para penari yang seperti melempar atau menenarkan sesuatu ke lantai, dimana maknanya takni menabur benih-benih padi yang akan ditanam ke tanah.

Gerakan memagar

Nah, pada gerakan tari piring yang satu ini, menggambarkan para petani pria yang sedang membuat dan memasang pagar pembatas di tepi ladang, untuk menghindari serangan binatang perusak tanaman.

Gerak Menyiang

Dalam bahasa Minang dan Melayu Minangkabau, kata ‘Miang’ berarti membersihkan. Pada gerakan ini, para penari pria membersihkan sampah dedaunan dan dan akar-akar kayu yang mengganggu di tanah tempat penanaman.

Gerak Menyemai

Contoh Gerakan Tari Piring selanjutnya ini Tidak jauh berbeda dengan gerakan no. 4 diatas, pada gerakan ini menggambarkan para petani yang Menyemai benih-benih padi untuk kemudian ditanam.

Gerak Mencabut dan Bertanam

Pada gerakan ini, para penari menampilkan gaya mencabut benih yang sudah ditanam di tempat lain, kemudian dipindahkan dan ditanamkan pada tanah yang sudah disediakan pada lahan yang ada.

Gerakan Melepas Lelah

Jenis Gerakan Tari Piring selanjutnya yakni mendeskripsikan bagaimana para petani beristirahat melepas lelah, setelah bekerja menanam benih di sawah atau ladang.

Gerakan Mengantar Juadah

Nah, di sela-sela beristirahat, ada gerakan bernama mengirim makanan (Juadah), dimana para penari menampilkan gerakan selayaknya orang yang menghantarkan makanan kepada para petani.

Gerak Menyabit dan Mengambil Padi

Gerakan ini memperlihatkan bagaimana penari pria sedang bekerja di sawah saat menyabit padi, kemudian padi yang sudah terpotong tersebut diulurkan dan diambil oleh penari wanita.

Gerak Manggampo dan Menganginkan Padi

Manggampo dalam Gerakan Tari Piring artinya disini adalah kegiatan memindahkan padi yang sudah dikumpulkan, lalu dipindahkan ke tempat lain. Kemudian padi tersebut dianginkan, yakni memisahkan padi dan dan kulitnya yang terkupas.

Gerak Mengikir dan Membawa Padi

Memperlihatkan gerakan dalam mengumpulkan dan memindahkan padi ke tempat lain, untuk kemudian dijemur di bawah terik matahari.

Gerak Menumbuk

Setelah padi tersebut di jemur dan jering, setelah itu baru dirumbuk oleh penari pria. Sedangkan penari wanita ialah bagian mencurahkan padi.

Gerak Bergotong Royong

Gerakan ini dilakukan secara serentak dan beriringan, sebagai lambang kerjasama dan dan sikap bekerja dalam kelompok yang adil.

Gerak Menapih Padi

Pada gerakan ini, terlihat tarian yang menggambarkan bagaimana para petani membersihkan padi yang sudah menjadi beras dari kotoran yang ada, dalam bahasa minang dikenal dengan istilah ‘Tapih’ atau menyaring yang baik dan membuang buruknya.

Gerak Menginjak Pecahan Kaca

Nah, jenis gerakan dalam Tari Piring yang terakhir ini adalah atraksi dari para penari, yang menginjak-injak pecahan kaca, serta diikuti berbagai macam improvisasi tarian yang beragam.

Kostum Tari Piring

Busana tari piring
Busana Tari Piring

Tari piring diperankan oleh pria dan wanita, alhasil tentunya memiliki perbedaan kostum yang mencolok. Selain mode, warna busana juga punya banyak varian berbeda.

Kostum Penari Pria

Untuk busana penari pria, biasanya memakai Baju Gunting China, dengan lengan yang dilebarkan serta memiliki hiasan bernama Missia.

Sedangkan celananya bernama Saran galembong, celana panjang dan lebar yang bagian samping paha alias tengahnya berwarna sama dengan baju yang dikenakan. Sebagai aksesoris wajib adalah Sisamping dan cawek pinggang.

Sisamping dan cawek pinggang merupakan kain panjang yang diikatkan di pinggang, serta terurai hingga ke lutut, dan bagian ujungnya dihiasi dengan rumbai-rumbai. Lengan baju dan celana dicetak lebar supaya bisa dengan leluasa dalam bergerak, karena sifat tarian ini cukup atraktif.

Kostum Penari Wanita

Meskipun tarian bersifat aktraktif, seragam yang dikenakan wanita tetaplah tertutup, seiring dengan daerah minang yang kental dengan nuansa islami, maka mereka memakai pakaian baju kurung yang terbuat dari kain satin dan beludru.

Selanjutnya adalah kain dan selendang Songket khas Sumatera Barat. Selendang ini dilrkatkan pada bagian kiri badan sebagai hiasan. Selanjutnya yakni penutup kepala yang menyerupai tanduk kerbau bernama Tikuluak tanduak balapak.

Untuk aksesoris, yaitu mengenakan Subang, anting serta kalung rumbai dan juga kalung gadang, biasanya berwarna merak dan kuning keemasan, dengan berbagai motif yang masih berhubungan dengan budaya Minangkabau.

Nah, itulah tadi Pakaian tari piring untuk wanita dan pria. Kostum ini sejatinya sudah mengalami berbagai perubahan sejak pertama diciptakan, hal ini juga dipengaruhi kemajuan dan perkembangan zaman yang terus berubah seiring waktu berjalan.

Alat Musik Pengiring Tari Piring

Alat musik Sumatera barat
Alat Musik Khas Sumbar

Keindahan tari piring semakin terasa saat alat dan musik mulai dimainkan. Untuk alat musiknya sendiri, umumnya menggunakan beberapa instrumen sederhana yang bernama Saluang dan Talempong. Diiringi dengan musik-musik yang menyesuaikan dengan gerakan para penari.

Uniknya lagi, para penari biasanya memakai cincin di kedua tangan mereka, sehingga jika beradu dengan piring yang dipegang akan menghasilkan suara dentingan yang indah, apalagi saat diselaraskan dengan irama musik yang mengiringi.

Baca Juga : Tari Tradisional Sumatera Barat

Penutup Gerakan Tari Piring

Nah, demikianlah informasi mengenai Gerakan Tari Piring Sumatera Barat, beserta Kostum dan alat musik pengiring. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kita mengenai jenis tari tradisional di Indonesia yang sangat beragam ini. Terima kasih.

Tanggal Penerbitan : 12 Juni 2019
Terakhir Diperbaharui : 27 Mei 2020