Sejarah Paduan Suara : Pengertian, Jenis dan Klasifikasinya

Posted on

Pengertian dan Sejarah Paduan Suara

Sejarah Paduan Suara – Secara sederhana, Pengertian Paduan Suara adalah kegiatan yang dilakukan sekelompok orang (penyanyi dan pemain musik), dalam memainkan sebuah Lagu atau lebih dengan ritme dan tingkatan yang berbeda.

Sejarah Paduan Suara disebut juga sebagai Grup Vokal (Vocal Group), dimana seluruh anggota akan menciptakan nada dengan tingkat yang berbeda, menjadi satu kesatuan suara yang utuh, tersusun, serentak dan indah.

Dalam bahasa Belanda, paduan suara disebut Kor, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Choir, chorale atau chorus. Jika Solo dinyanyikan sendiri, sedangkan ini dimainkan secara jamak.

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti pernah melihat langsung maupun melalui media televisi atau medsos, sekelompok orang memainkan paduan suara, misalnya saat berada di Gereja, atau pementasan seni.

Cara melakukan paduan suara juga tidak sembarangan, ada beberapa aturan dan teknis yang harus dipahami. Kesenian yang satu ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan menyanyi secara Solo.

Begitu juga dengan Jenis – Jenis paduan suara yang beragam, antara lain disebut sebagai UNISONO, dua suara sejenis, tiga sejenis, tiga suara campur dan lainnya. Nanti dibawah akan saya uraikan jabarannya.

Sedangkan untuk Klasifikasi paduan suara sendiri, juga dibagi menjadi 3 macam, yakni penguasaan materi, interpretasi dan ekspresi. Nanti akan saya jelaskan juga di bawah.

Pada kesempatan kali ini, Admin Senipedia akan mengulas secara lengkap mengenai Sejarah Paduan Suara, Pengertian, jenis dan klasifikasinya.

Sejarah Terbentuknya Paduan Suara

Menurut beberapa sumber, Perkembangan Paduan Suara ternyata telah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi, dibawakan oleh kenisah-kenisah Sumeria sebagai barisan lagu-lagu pujian.

Pada masa tersebut, masyarakat Yunani Kuno tekah mengenal dan mulai mengembangkan praktek paduan suara, bahkan telah diajarkan di sekolah-sekolah, sehingga kemajuan konsepnya cukup cepat.

Di Sinagoga (tempat peribadatan kaum Yahudi), masyarakat Yahudi sudah mengembangkan konsep paduan suara dengan mengelompokkan menjadi beberapa bagian.

Kemudian, orang-orang yang tergabung dalam kelompok tersebut, akan saling bersahut-sahutan dengan penyanyi solo atau Cantor.

Mayoritas lagu yang dinyanyikan di Sinagoga ini dikutip dari Alkitab mereka, karena dijadikan sebagai puji-pujian, terutama yang diambil dari Kitab Mazmur (Zabur).

Ribuan tahun kemudian, tepatnya sekitar tahun 800-an, Eropa mulai menunjukkan kemajuan di bidang seni, terbukti dari berkembang pesatnya suatu jenis musik yang bernama Polyphonic.

Polyphonic (Polifoni) sendiri merupakan salah satu jenis musik yang disusun berdasarkan suara banyak. melodi dimainkan atau dinyanyikan dalam waktu yang bersamaan.

Beralih ke kisaran tahun 1100-an, seorang Komponis tersohor asal Prancis kala itu yang bernama Perotin, berhasil melakukan revolusi besar terhadap dunia musik.

Dia berhasil menggabungkan semua unsur musik yang ada, seperti melodi, irama, harmoni dan polypohonic dengan baik dan apik.

Kemudian karya-karya tersebut ditampilkan oleh paduan suara, penyanyi solo dengan iringan berbagai instrumen musik secara bersamaan.

Perkembangan Paduan Suara Modern

Sejarah Paduan Suara berlanjut ke tahun 1364, komponis lainnya asal Prancis bernama Guillaume de Machaut, menciptakan sebuah karya musik dengan paduan suara bernama Misa Notre Dame, yang sangat terkenal kala itu.

Kisaran tahun 1600-an, perkembangan instrumen musik mulai menyebar luas. Perpaduan instrumen dan paduan suara mulai dipromosikan sebagai suatu karya yang umum.

Selain itu dalam kurun masa yang sama, sebuah karya musik paduan suara bernama Cantata Gerejawi dan Oratorio diperkenalkan. Oratorio ini mengusung seting atau berlatar belakang Injil.

Pada tahun 1700-an, dua komponis dunia asal Jerman yakni Johann Sebastian Bach dan George Frederick Handel, mengubah arah pandangan dunia mengenai paduan suara.

Dimana karya mereka yang berjudul Passion (1729) dan Messiah (1742), menjadi karya yang banyak dijadikan tolok ukur pada beberapa negara di masa tersebut.

Semenjak saat itu, muncullah beberapa karya hebat dari seniman-seniman musik yang baru, diantaranya adalah Franz Joseph Haydn dari Austria, dengan karyanya yang berjudul The Creation (tahun 1798).

Selain itu juga ada milik Wolfgang Amadeus Mozart, yang sama-sama berasal dari Austria, dengan judul karyanya Requiem (tahun 1791).

Tahun demi tahun, perkembangan karya musik paduan suara terus meroket. Tepatnya pada awal abad ke-19 (tahun 1930), bermunculan komponis handal dengan berbagai karya gemilang mereka.

Diantara nama komponis tersebut adalah :

  • Symphony of Psalms karya Arnold Schoenberg (1930) dari Austria
  • Igor Stravinsky dari Rusia
  • Charles Ives dari Amerika Serikat
  • Bela Bartok dan Zoltan Kodaly dari Hungaria
  • Arthur Honegger dari Perancis
  • Paul Hindemith dan Carl Orff dari Jerman
  • Sir William Walton dan Benjamin Britten dari Inggris.

Mayoritas dari karya mereka memang bernuansa puji-pujian terhadap Tuhan, makanya tidak heran jika lirik / temanya diambil dari Alkitab.

Itulah mengapa Manfaat Paduan Suara salah satunya adalah untuk ritual keagamaan, atau kebaktian serta Missa.

Nah, demikianlah Serarah Lengkap Paduan Suara dari awal terbentuknya, hingga sampai pada kamu mengenalnya di masa sekarang

Jenis Paduan Suara

Secara umum, Pembagian Paduan Suara dibagi menjadi 6 jenis, masing-masing jenis dihitung dari jumlah vokal, kelamin, usia, serta rendah atau tingginya suara. Berikut penjelasannya :

  • UNISONO : yaitu menggunakan satu suara.
  • 2 suara sejenis : yaitu menggunakan 2 suara manusia yang sejenis, contoh : Suara sejenis Wanita, Suara sejenis Pria, Suara sejenis anak-anak.
  • 3 sejenis S – S – A : dengan menggunakan suara Sopran 1, Sopran 2, dan Alto.
  • 3 suara Campuran S – A – B : yakni menggunakan 3 suara campuran Sopran, Alto dan Bass.
  • 3 sejenis T – T – B : menggunakan 3 suara sejenis pria Tenor 1, Tenor 2, Bass.
  • 4 suara campuran S – A – T – B : menggunakan suara campuran pria dan wanita, dengan suara Sopran, Alto, Tenor, Bass.

Yang sering mengunjungi pementasan paduan suara, atau pada acara-acara seni musik, pastinya tahu dengan sebagian jenis diatas, terutama yang 4 suara campuran S – A – T – B.

Klasifikasi dalam Paduan Suara

Pembagian paduan suara umumnya dikelompokkan menjadi 3 Level, yakni level 1, 2 dan 3. Masing-masing level punya kriteria tersendiri. Antara lain adalah :

Level 1 (Penguasaan Materi)

Para anggota Paduan Suara dituntut untuk mampu menguasai seluruh materi, baik lirik yang akan dibawakan, tempo, ritme dan aturan-aturan yang berlaku lainnya.

Selain demi menampilkan yang terbaik, penguasaan materi juga bermanfaat untuk meminimalisir kejadian atau hal yang tidak diinginkan, misalnya kesalahan dalam pengucapan, keterlambatan dan sejenisnya.

Level 2 (Interpretasi)

Interpretasi adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara, yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan atau berurutan.

Dalam pementasan paduan suara, para anggota dituntut untuk mampu menyanyikan lagu / materi sesuai dengan interpretasi lagu itu sendiri, berdasarkan keinginan komponis maupun aranger dari lagu tersebut.

Level 3 (Ekspresi)

Ekspresi disebut juga sebagai mimik wajah. Pengertian Ekspresi adalah salah satu jenis bahasa nonverbal, yang menggunakan satu atau lebih gerakan pada otot wajah, untuk mengungkapkan emosional seseorang terhadap suatu hal.

Dalam paduan suara, para anggota dituntut untuk bisa menciptakan ekspresi yang relevan dengan tema dari lagu yang dinyanyikan, serta menunjukkan penghayatan yang mendalam saat pementasan.

Baca juga : Ciri-ciri Lagu Daerah

Penutup

Nah, demikianlah, ulasan Admin kali ini mengenai Sejarah Paduan Suara , Pengertian, klasifikasi hingga Jenis paduan suara dan perkembangannya.

Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sobat semua, mengenai bagian dari seni musik berjenis Grup Vokal yang satu ini. Terima kasih. (Referensi)