15+ Puisi tentang Hewan Peliharaan dan Langka Terbaik

Posted on

Puisi Tentang Hewan – Pada kesempatan kali ini, Senipedia akan kembali mengulas puisi terbaru spesial untuk pembaca semua, namun tema kali ini lebih kepada pengungkapan rasa kasih dan sayang kepada Binatang, yakni Kumpulan Puisi tentang Hewan peliharaan untuk anak SD dan umum.

Hewan adalah spesies makhluk hidup yang telah ada sejak berjuta tahun yang lalu, dan sebagian besar telah punah. Ukuran hewan purba dengan yang terlihat saat ini sangat jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh adanya evolusi.

Dan sekarang, tidak sedikit pula hewan yang statusnya langka / hampir punah, disebabkan oleh perburuan liar para manusia yang tidak bertanggung jawab, demi kepentingan pribadi dan kelompok.

Untuk itu, Puisi tentang Binatang di bawah ini saya dedikasikan untuk semua orang, supaya tergerak hatinya agar mau menjaga, merawat an melestarikan hewan-hewan di bumi, serta keadaan lingkungan yang menjadi rumah bagi mereka.

Sejatinya, puisi tema hewan peliharaan / liar memang agak jarang kamu temukan. Namun disini, beberapa diantaranya telah saya rangkum, dan semoga bisa menyuntikkan motivasi serta tumbuhnya rasa peduli terhadap kelestarian hewan.

Puisi tentang Hewan Peliharaan

Mayoritas manusia di seluruh negara setidaknya pasti pernah memiliki hewan peliharaan di rumahnya, misalnya kucing, anjing, kelinci, ikan dan masih banyak lagi.

Selain sebagai penghilang jenuh dan lelah, bermain bersama hewan peliharaan juga bida membangkitkan kembali semangat kita dalam menjalani hari. Dan juga, tidak sedikit pula orang-orang yang bahkan punya peliharaan cukup banyak.

Nah, untuk itu, di bawah ini adalah beberapa Puisi untuk hewan piaraan kucing, kelinci, ikan dan lain-lain spesial buat kamu semua :

Puisi Tentang Hewan Kucing

Aku punya seekor kucing,
Dia lincah dan juga gesit,
Menerkam mangsa dengan kuku-kuku runcing,
Mengunyah tulang dengan gigi tajamnya,
Hingga lumat dan tak tersisa.

Hai kucing, betapa bahagianya hidupmu,
Begitu juga aku setiap selalu didekatmu,
Terkadang, betapa lelah dan letihnya hari,
Kau hadir sebagai pengobat dan penenang hati.

Kau punya bulu putih yang bersih,
Selalu kuelus dan kusisir rapi,
Kala pulasnya engkau tertidur,
Dengan suara yang mendengkur,
Membuat aku semakin terhibur.

Kucingku,
Aku menyayangimu,
Jangan pernah pergi dari sisiku,
Karena kaulah salah satu penyemangat hidupku,
Setiap waktu.


Puisi Tentang Hewan Kelinci

Hai Kelinci putih nan lucu,
Kemarilah, duduk disampingku,
Entah kenapa setiap berada didekatmu,
Letih lenyap, bagai angin hembuskan debu.

Bulumu yang putih dan halus,
Begitu lembut ketika dielus,
Membuat hari-hariku menjadi terhibur,
Sebab keceriaanmu tak pernah lebur.

Kelinciku sayang,
Telingamu yang lucu dan menggemaskan,
Menjadi bahan bagiku untuk bermain,
Dan kau tak pernah galak atau marah,
Selalu pasrah, karena kau tahu,
Aku menyayangimu.

Tetaplah bersamaku,
Jangan pergi dariku,
Kurawat dan kujaga sepenuh hati,
Ohh, kelinciku yang lucu.


Puisi Tentang Hewan Peliharaan Burung

Namanya burung Merpati,
Kesetiaan tiada tara,
Jinaknya menyejukkan raga,
Melebihi burung-burung lainnya.

Merpati putih,
Terbang sekitaran rumah,
Memamerkan bulunya yang putih,
Yang melambangkan cinta dan kasih.

Kurawat, kulindungi dan kujaga,
Teman terbaik kala raga disandung gelisah,
Kawan terhebat kala hati sedang lelah,
Sahabat ramah saat jiwa dirundung amarah.

Hai merpati,
Burung cantik ciptaan Tuhan,
Setiap hari tebarkan hiburan,
Untuk seluruh insan di bumi.


Puisi Tentang Ikan

Ikan hias ku,
Kecantikan bentukmu menyentuh kalbu,
Keindahan warnamu warnai hari yang kelabu,
Kelincahanmu tumbuhkan semangat baru.

Ikan hias ku,
Keelokan yang mempesona,
Terpancar dari tubuhmu yang jelita,
Menghiasai seisi ruang rumah,
Hadirkan ceria dan gembira.

Rumahmu kubuatkan Aquarium,
Disanalah tempatmu tersenyum,
Kurawat dan kujaga sepenuh hati,
Ningga nanti.

Tetaplah memberi kebahagiaan,
Selalu terbarukan keceriaan,
Kaulah, ikan hias ku,
Ikan kesayanganku.


Puisi Hewan Peliharaan Ayam

Ketika subuh mulai menjelma,
Kehidupan kembali seperti biasa,
Tersentak dari lelapnya tidur,
Bahkan kadang sampai mendengkur.

Ayam jantan milik ayah,
Mulai berteriak dengan heboh,
Keluarkan kokok yang keras,
Memecah keheningan di waktu fajar.

Diiringin lantunan suara adzan,
Aku dan ayah bergegas sembahyang,
Menuju Masjid di seberang jalan,
Ayam pun berhenti memberi pertanda.

Berulang kali setiap hari,
Tak letih dan tak henti,
Ayam jantan ayah membuka pagi,
Aku bangun dengan senang hati.


Puisi Tentang Hewan Untuk Anak SD

Sebenarnya, rangkuman pembelajaran mengenai puisi telah diterima semenjak masih duduk di bangku sekolah dasar, hanya saja, pengoptimalannya tidak begitu diberatkan, sehingga saat telah tamatpun, tetap banyak dari mereka yang kesusahan dalam membuat puisi.

Misalnya saja puisi sederhana tentang binatang atau tumbuhan di sekitar, sekiranya paling mudah untuk dibuat. Nah, dibawah ini adalah beberapa puisi anak SD tentang Hewan :

Puisi Kupu-kupu

Setiap pagi,
Kala aku berangkat ke sekolah,
Kiri dan kanan dipenuhi taman bunga,
Indah dan begitu mempesona.

Ditengah harumnya bunga jalan,
Bermekaran bunga lain yang sama indahnya,
Namun ada satu hal yang mencuri pandang,
Yaitu kupu-kupu yang sedang berterbangan.

Bentuknya yang indah dan mempesona,
Mungil serta cantik jelita,
Hinggap di atas kelopak bunga,
Sembari mempcerah suasana.

Hai kupu-kupu,
Kau adalah bukti nyata,
Akan keindahan kuasa Tuhan,
Yang dititipkan kepada Hewan.

Kecantikanmu tak terlawan,
Terbang pelan dengan menawan,
Mengisi setiap pagi buta,
Menyongsong aktivitas para manusia.


Kesetiaan Seekor Anjing

Dibalik tingkahmu yang lucu,
Terdapat jiwa sahabat yang haru,
Kepatuhan terhadap majikan,
Adalah lambang sebuah kesetiaan.

Dibalik gerakmu yang lincah,
Terdapat cinta yang besar,
Balas Budi yang tercurah,
Simbol kasih sayang yang tak pudar.

Anjing kecilku,
Teman suka dan duka,
Kawan haru dan ceria,
Tempat bersimpuh segala cerita.

Anjingku yang kecil,
Bulu tebal dengan badan mungil,
Temaniku sejak masa kecil,
Hingga ajal datang memanggil.


Penggembala Sapi

Hari minggu datang lagi,
Aku terbangun pagi-pagi sekali,
Menemani ayah menelusuri hari,
Dengan riang menggemba sapi.

Satu persatu keluar kandang,
Tak sabar, jalani hari yang riang,
Kugiring mereka ke tengah lapangan,
Memakan rumput dan ilalang panjang.

Sapi-sapi begitu ceria,
Sesekali bercanda dengan temannya,
Aku melihatnya ikut bahagia,
Melebur penat dan juga gerah.

Ketika sore menyingsing,
Semua sapi kembali kugiring,
Bersama-sama menuju kandang,
Sampai ketemu di minggu mendatang.


Libur Minggu Ke Sungai

Mentari mulai condong ke barat,
Badan yang gerah bercampur penat,
Membangkitkan keinginan yang menguat,
Untuk mandi ke sungai bersama sahabat.

Air sungai yang dingin,
Berpadu dengan cuaca yang panas,
Kesegaran begitu terasa,
Keceriaanpun langsung tercipta.
Sambil mencari ikan bersama.

Setelah usai,
Bajuku kupakai,
Kita pulang beramai-ramai,
Begitu berkesan dan damai.

Sungai selalu menjadi saksi,
Sebagian besar menjadi bukti,
Betapa indahnya kala bersama sahabat,
Meski mungkin nanti tak lagi berjabat.


Aku, Ayah dan Laut

Ini adalah hari yang selalu kutunggu,
Apalagi kalau bukan hari minggu,
Namun bukan karena libur kelas,
Namun bisa menelusuri lautan yang luas.

Setiap minggu tiba,
Aku dan ayah dahulu berdo’a,
Mengais rezeki ke tengah samudra,
Mengharap keridhaan Sang Pencipta.

Angin dan ombak adalah cerita,
Bagaimana rezeki tiada terkira,
Semua ditepis dengan busung dada,
Demi anak dan istri tercinta.

Ayah, semangatmu menberi securah asa,
Ikan yang kau bawa dengan raut gembira,
Do’a dan Harapan selalu terjaga,
Untuk kamu, dalam menaungi lautan dunia.


Puisi Tentang Hewan Langka

Puisi tentang hewan langka
Puisi tentang hewan langka | ekor9.com

Tema yang terakhir adalah puisi tentang hewan langka. Secara umum, hewan langka adalah spesies makhluk hidup binatang yang keberadaannya hampir punah, baik karena termakan usia maupun evolusi yang tidak berlanjut.

Namun di artikel ini, saya merangkum beberapa puisi mengenai hewan langka, terinspirasi dari bagaimana maraknya perburuan liar terhadap golongan mereka, untuk kemudian dijadikan sebagai pencarian demi kepentingan perorangan atau kelompok.

Perasaan miris dan pedih itulah yang mendorong saya, untuk mengajak pembaca semua agar lebih sadar, dan peduli terhadap binatang-binatang langka di dunia. Supaya keberadaan mereka yang semakin menipis bisa dipertahankan lebih lama lagi.

Melawan Keserakahan

Bumi kian memanas,
Kering beribu beringas,
Hutan terbakar ganas,
Sesak menghelu nafas.

Sementara itu, hewan menagis,
Mencari ibu dan anaknya sambil mengemis,
Mengharap belas kasih si tuan sadis,
Dimana kesempatan hidup kian menipis.

Bagaimana hendak melawan,
Sedang arogan kian merajam,
Bagaimana bisa menahan,
Sedang kegersangan semakin tajam.

Betapa malang mereka, si hewan kangka,
Populasi menipis karena bencana,
Oleh ulah tangan manusia,
Air mata di pipi, tangan mengelus dada.


Rumahmu Yang Tergusur

Pagi kembali memulai hari,
Seekor Harimau menyusun strategi,
Mencari mangsa kesana kemari,
Namun belum jua ditemui.

Namun, ketika siang menjelang,
Suara mesin itu gegerkan tulang,
Getarkan jiwa yang tengah lapar,
Semakin dekat, kian menyambar.

Oh Harimau, bagaimana perasaanmu?
Saat melihat alat pemusnah itu?
Bagaimana selanjutnya kehidupanmu?
Bila mereka ratakan rumah-rumahmu?

Inilah nasibmu,
Keserakahan manusia tak terbendung,
Terimalah takdirmu,
Jalani haru yang dirudung.


Berakhir Sudah

Inilah akhir dari semuanya,
Tak lagi kau lihat hewan-hewan langka,
Inilah penghujung masa,
Dimana hutan dan bukit menjadi rata.

Berakhir sampai disini,
Terlibas ego dan nafsu diri,
Para manusia berbangga hati,
Membangun gedung-gedung tinggi.

Tanpa sadar, apa yang dikorbankan,
Siapa yang jadi korban,
Siapa yang menahan,
Sungguh, mereka tak sadar.

Kemana kamu akan sembunyi,
Wahai hewan-hewan langka?
Kemana hendak berlari,
Sedang bumi kian rata?

Oh,
Betapa malang nasibmu.

Baca juga tentang Puisi Komodo.


Pemburu Tak Berhati

Tidurmu terusik,
Peluru yang berisik,
Jerat tajam mencekik,
Kau sontak memekik,

Kemana hendak lari,
Peluru kan menembus ulu hati,
Betapa sakit dan pedih,
Antara hidup dan mati.

Pemburu tak punya hati,
Hanya menuruti sudi,
Tak lagi berkaca diri,
Ketika si langka telah mati.

Sakitnya, tak tertahan,
Kau hilang di masa depan,
Anak cucuku bertanya,
Aku harus jawab apa ?

Tolonglah, tolong,
Hentikan kekejian ini,
Mereka masih ingin berbondong,
Berjalan di atas bumi ini.


Gedung Kegersangan

Aku sebenarnya merasa sedikit benci,
Tak begitu bangga adanya bangunan tinggi,
Meski dijuluki kota besar,
Namun berimbas pada yang lebih sangar.

Mengapa demikian?
Tak sejenak kupantau jauh,
Dibaliknya ada kisah kisruh,
Air yang menjadi keruh,
Pohon-pohon yang rubuh.

Pernahkah kalian memikirkan,
Nasib-nasib para hewan?
Atas bangunan yang kalian banggakan,
Apakah semua makhluk senang?
Tidak!

Di belakang itu terdapat mereka,
Yang terbang maupun melata,
Menutup mata mengemas asa,
Bersedih hati bercampur iba.

Dibenakku hanya ada Kegersangan,
Dari bangunan kokoh tinggi menjulang,
Apalagi yang bisa dipersembahkan?
Hanya air mata bagai lautan.


Malangnya Nasibmu

Maafkan aku,
Yang tak bisa membantu,
Aku hanya manusia lemah,
Menghadapi mereka pastilah kalah.

Sungguh benar,
Betapa malang nasibmu,
Atas tangan-tangan yang sangar,
Melindas habis tanpa sadar.

Betapa sekali,
Malangnya nasibmu,
Rumahmu dihancurkan,
Untuk keperluan kemewahan.

Kemana lagi kau bernaung?
Kemana hendak berteduh?
Maafkanlah mereka,
Tuhan bersama kalian disana.

Artikel Rekomendasi :
Lalu, apa akibat dari penebangan hutan dan perusakan lingkungan bagi manusia? Simak Puisi Tentang Bencana Alam ini!

Penutup

Nah, demikianlah artikel kali ini mengenai kumpulan Puisi tentang Hewan peliharaan, hewan langka dan lainnya. Semoga bisa memberikan ilmu yang bermanfaat serta motivasi bagi kita, semua agar bisa memberikan hewan disekitar dengan baik. Terima kasih (Ref).

Leave a Reply