7+ Cerita Pendek Motivasi : Bikin Semangatmu Bangkit Lagi

Posted on

Cerita Pendek Motivasi – Hai semuanya, selamat datang kembali di Website Senipedia. Pada kesempatan kali ini, Kami kembali merangkum beberapa Cerpen Singkat seperti pada artikel sebelumnya. Dan disini, yakni Cerita Pendek Tentang Motivasi dalam berbagai tema.

Setiap manusia sejatinya membutuhkan motivasi dalam hidupnya, entah itu dia golongan kaya, sederhana, perempuan, laki-laki, anak kecil, pemuda, orang dewasa dan lainnya. Motivasi bisa menggerakkan nurani dan jiwa seseorang terhadap impiannya.

Cerpen Singkat tentang Motivasi yang dirangkum di bawah ini, tujuannya tidak lain adalah sebagai batu loncatan, inspirasi baru serta suntikan semangat bagi pembaca semua, agar lebih terdorong untuk bisa mencapai apa yang diinginkan.

Tanpa adanya motivasi-motivasi dalam berbagai hal, sebagian besar manusia akan mudah pesimis dan cepat menyerah, jika gagal dalam suatu hal, misalnya ketika ia berusaha menggapai cita-cita maupun impiannya.

Di sisi lain, Cerita Pendek Motivasi Terbaik kali ini sebagian besar saya ciptakan sendiri, dan ada pula yang bereferensi dari beberapa kisah inspiratif lainnya, yang didapat dari sumber-sumber terpercaya.

Kumpulan Cerita Pendek Motivasi dan Inspiratif

Beberapa tema yang yang saya angkat antara lain Cerpen Motivasi kehidupan, hubungan asmara, belajar, bekerja dan lainnya. Nah, tidak perlu berlama-lama lagi, silakan simak koleksi cerita pendek inspiratif di bawah ini dan ambil pelajaran darinya.

Cerita Pendek Motivasi Sukses

Cerita pendek motivasi sukses
Cerita Pendek Motivasi Sukses | Tribunnews.com

Judul Cerpen : Kedatangan Gen Halilintar

Seperti yang dijanjikan bapak kepala sekolah senin lalu ketika Upacara bendera, bahwasanya di jam terakhir pembelajaran hari ini, sekolah kami akan kedatangan tamu istimewa dengan karir yang tengah melambung, Gen Halilintar.

Gen Halilintar adalah nama Channel Youtube ternama di indonesia, yang berisikan 1 keluarga dengan 2 orangtua dan 11 anak, yang mulai dikenal dari buku berjudul Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team pada awal 2015.

Masing-masing anggota dari keluarga tersebut telah memasuki fase brilian dalam hidup, yakni kesuksesan dalam berkarya di usia yang rata-rata masih muda. Contohnya si Sulung Atta Halilintar, dengan belasan juta subscribers dan menjadi no. 1 di Indonesia.

Aku dan teman-teman sejatinya sudah tidak sabar ingin segera berjumpa dengan mereka, serta mendengar kisah-kisah inspiratif yang tentunya akan memotivasi kami semua.

Hari telah menunjukkan pukul 12.30, tanda-tanda kedatangan mereka masih belum terlihat. Sedangkan kami semua telah berkumpul di Aula sekolah sembari menunggu.

“Udah nggak sabar pengen ketemu mereka. Eh, kamu nanti mau foto bareng siapa..?” Tanya salah satu temanku.

“Kalo soal foto bareng mah pengen sama semuanya. Tapi yang lebih penting dari itu adalah motivasi dan inspirasi yang akan diberikan mereka..” ucapku.

“Nah, kalo itu mah aku setuju banget. Udah gak sabar dengar cerita perjalanan hidup mereka..” ucap Riski teman sebangkuku.

Saking asyiknya ngobrol, tiba-tiba saja Gen Halilintar memasuki pintu utama Aula tanpa sepengetahuan semua murid. Tentu saja, semua hadirin bersorak ria dengan histeris karena bahagia akan kedatangan mereka.

Selama acara berlangsung, masing-masing dari mereka bercerita mengenai perjalanan hidup, terutama sang orangtua dalam menghidupi 11 anaknya dengan berdagang keliling dunia.

Cerita yang disajikan benar-benar menyentuh dan inspiratif, diiringi slideshow foto-foto mereka dari masa kecil penuh perjuangan, hingga kini  bergelimang kesuksesan hasil kerja keras yang ulet.

Usia acara, kami semua diperbolehkan untuk berselfie dengan mereka satu-persatu. Namun yang terpenting adalah poin-poin penting dari perjalanan karir mereka, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

*** ***

Cerita Pendek Motivasi Belajar

Judul Cerpen : Tidak Semua Seberuntung Kita

Malam minggu sehabis pulang dari rumah teman, ibu mengajakku ke pasar tradisional yang letaknya di perempatan, kira-kira sekitar 500 meter dari rumah.

Ky, besok pagi temani ibu ke pasar ya, mumpung besok kamu libur sekolah. Bapak kamu pengen dimasakin sayur buncis dan ikan asin..” ucap ibu.

“Baik bu..” jawabku sembari membaringkan badan di tempat tidur.

Keesokan harinya, sehabis mandi aku memanaskan motor dan mengisi bensin di warung sebelah sebelum menuju pasar, aku pun melihat ibu sudah bersiap-siap untuk berangkat.

Sesampainya di pasar, sungguh tersentuh hatiku melihat seorang peminta-minta di samping tempat parkir, memegang sebuah buku bertuliskan “Belajar Menulis dan Membaca”.

Sontak saja air mataku mengalir perlahan menyaksikan kenyataan tersebut. Aku mulai menyadari betapa banyaknya saudara/i di luar sana yang tidak punya kesempatan bersekolah secara formal.

Karena merasa iba dan kasihan, aku berinisiatif untuk memberikannya makanan dan beberapa buku pembelajaran, tanpa sepengetahuan ibu.

Sembari menunggu ibu selesai belanja, aku bergegas membeli beberapa jenis makanan serta buku bahan bacaan untuk si peminta-minta tersebut.

Di tengah obrolan dengan anak itu, aku melihat ibu sudah sampai di parkiran. Akupun pamit dari anak tersebut dan dia benar-benar berterima kasih kepadaku.

“Bu, udah lama..?” Tanyaku.

“Belum. Kamu dari mana aja tadi..?” Tanya ibu penasaran.

“Dari situ bu..” ucapku sambil menunjuk ke arah anak tersebut.

“Aku mengelikannya makanan dan buku. Aku sangat kasihan dengannya yang kurang beruntung baik dari segi ekonomi maupun pendidikan..” sambungku.

“Bagus, akhirnya kamu menyadari bagaimana dunia ini menciptakan perbedaan, dan itulah yang harus selalu disyukuri setiap manusia. Jadikan kenyataan pagi ini sebagai motivasi dan inspirasi bagi kamu, untuk tidak bermalas-malasan dalam menuntut ilmu..” tuntas ibu.

“Baik bu, aku tidak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada..” tutupku.

Kemudian Aku dan ibu langsung pulang menuju rumah.

*** ***

Cerita Pendek Motivasi Kerja Team

Cerita Pendek Motivasi Kerja Team
Cerita Pendek Motivasi Kerja Team | Pixabay.com

Judul Cerpen : Motivasi dari Manager

Senin pagi, cuaca cukup cerah, Sang Surya memberikan sinaran terbaiknya dalam menghangatkan manusia di muka bumi. Aku terbangun dan langsung mempersiapkan diri.

Jam 06.30, aku berangkat kerja dengan meminta izin dan do’a kepada ibu dan bapak, untuk selalu diberi kesehatan dan keselamatan dalam bekerja, serta pulang ke rumah dengan segenap ilmu yang didapat.

“Bu, pak, aku berangkat kerja dulu ya, Assalamualaikum..” izinku.

“Iya nak, hati-hati ya.. Wassalamu’alaikum..” jawab ibu dan bapak, sembari kucium kedua tangan mereka.

Senin pagi selalu rutin dilakukan briefing dengan seluruh lapisan atasan, untuk mendengar seluruh pencapaian yang terjadi dalam seminggu terakhir. Kami semua dikumpulkan di titik berkumpul di halaman kantor.

Dalam kegiatan rutin itu, umumnya Manager dan lapisan Asisten akan memberikan suntikan semangat dan motivasi kepada seluruh karyawan, untuk bisa bekerja dengan hati, cinta dan penuh semangat.

“Selamat Pagi rekan-rekan semua..” ucap Pak Manager.

“Selamat Pagi pak…” Balas kami.

“Rekan-rekan semua, di pagi yang cerah ini, seperti biasa, saya akan memberi sedikit amanat mengenai prosedur kerja seluruh divisi di perusahaan ini..” buka Manager.

“Saya sangat berharap, kita semua disini bisa bekerja dengan hati, penuh kesungguhan dan semangat. Jangan lupa juga, tetap utamakan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja..”

Kita semua harus menyadari, betapa banyaknya di luar sana orang-orang yang tidak seberuntung kita, susah payah dalam mencari kerja, namun hasilnya nihil..”

“Untuk itu, tetap utamakan kualitas diri dalam mengabdi dan jujur serta amanah dalam menjalani tugas yang diemban di perusahaan ini..”

Tetaplah bekerja dengan team (teamwork), singkirkan ego dan keegoisan, jangan  hanya mementingkan kehendak sendiri dan junjung tinggi kerjasama antar karyaean..” ucap Manager.

Sebelum briefing selesai, kami semua berdo’a meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah SWT, agar senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan dalam melakukan aktivitas pekerjaan.

*** ***

Cerita Pendek Motivasi Islami

Judul Cerpen : Rezeki Orang dalam Rezeki Kita

Namaku Rendi, aku bekerja di salah satu Minimarket yang ada di kota Tanggerang Selatan. Sehari-hari, aku ditemani seorang rrkan satu shift yang juga berasal dari daerah yang sama, namanya Irwan.

Kami tinggal satu kos yang letaknya juga tidak jauh dari tempat kerja. Hampir semua waktu kami habiskan bersama. Namun ada satu hal yang membuat aku heran dengan dia.

Ceritanya begini, Setiap habis gajian di awal bulan, aku dan dia sama-sama mengirim uang untuk orangtua di kampung. Namun hanya berjarak seminggu setelah itu, Irwan terlihat seakan-akan kehabisan uang.

Meski tidak ditunjukkannya, tapi terlihat dari berbagai sudut pandang penilaian pribadiku. Sedangkan gajiku dan gajinya selalu sama, namun uangnya akan selalu lebih cepat habis.

Tentu saja rasa penasaran dan heran timbul dalam benakku, karena kejadian ini bukan hanya sekali, namun berulang-kali, dan hampir setiap bulannya. Sehabis pulang sholat Magrib dari Musholla, aku memberanikan diri untuk bertanya.

“Wan, aku boleh nanya sesuatu gak..?” Bukaku.

“Ooh, boleh Ren, ada apa ya..?” Balasnya.

“Gini loh ren, aku ngeliat kok kamu selalu lebih dulu kehabisan uang, kenapa ya? Padahal aku lihat aku jauh lebih boros ketimbang kamu..” tanyaku.

“Ooh, iya ren, sebagian uang aku tempatkan di suatu tempat.. hhehe..” jawabnya sembari tertawa kecil.

Dari jawaban tersebut, anggapan paling tepat dariku adalah 3 hal, dia menabung setiap habis gajian, investasi atau berjudi. Untuk itu, akupun tidak mempermasalahkan itu lagi.

Pada bulan berikutnya sehabis gajian, aku tidak sengaja mengikutinya yang tiba-tiba saja keluar dari kos-kosan, Hingga akhirnya sampai di perempatan jalan yang berjarak kisaran 100 meter dari kos.

Di sana, aku melihat seorang ibu-ibu pengemis yang sudah tua renta, terduduk lesu di pinggiran trotoar. Lalu aku melihat Irwan mendekati ibu tersebut sembari memberikan amplop.

Setelah Irwan pergi, aku mendekati ibu tersebut dan bertanya.

Bu, mohon maaf, itu tadi amplop yang dikasih pemuda itu apa ya bu..?” Tanyaku.

“Ooh, ini nak, amplop ini sedikit rezeki yang berisi uang, yang diberikan pemuda itu setiap bulannya..” jawab ibu tersebut.

Setelah berbincang, aku memutuskan untuk pulang ke kos-kosan, ternyata Irwan sudah sampai duluan. Akupun mengajaknya mengobrol.

“Wan, aku minta maaf ya sama kamu..” ungkapku.

“Loh, minta maaf untuk apa Ren..?” Tanyanya penuh penasaran.

“Kemaren pas aku tanya soal uang kamu itu, aku beranggapan bahwa kamu bermain judi. Ternyara setelah aku mengikutimu tadi, ternyata kamu bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Aku udah salah sangka sama kamu..” tuntasku.

Irwan hanya tersenyum dan membalas…

“Ren, setiap rezeki yang kita perolah, ada hak orang lain didalamnya, yang juga lebih membutuhkan dari kita. Selain itu, kita harus membantu sesama juga, karena tidak semua orang seberuntung kita..” ucap Irwan sembari tersenyum.

Mendengar ungkapan Irwan, aku termenung sejenak dan berpikir lebih dalam. Betapa benar yang diungkapkan Irwan mengenai rezeki yang dilimpahkan ke kita.

Di gajian bulan berikutnya, aku mulai membiasakan diri untuk bersedekah karena sangat termotivasi oleh apa yang selalu dilakukan sahabatku tersebut setiap habis gajian.

*** ***

Cerita Motivasi Singkat Bermakna

Cerita Motivasi Singkat Bermakna
Cerita Motivasi Singkat Bermakna | Pixabay.com

Judul Cerpen : Motivasi Dari Ayah

Lebaran kali ini, semua keluarga mulai berkumpul kembali. Kakak sulung yang semula merantau, telah sampai ke kampung halaman bersama istri dan anaknya. Semua berkumpul di malam takbiran sembari bercanda ria.

Kakak bekerja sebagai Masinis di Ibukota. Sebagai oleh-oleh dari rantau, kakak membelikanku baju lebaran yang bagus dan cukup mahal, begitu juga untuk ibu dan bapak.

Keesokan harinya setelah sholat Idul Fitri, kami semua balik ke rumah. Akupun segera mengenakan baju baru pemberian kakak. Sebelumnya, bapak juga telah membelikan baju lebaran untukku beberapa hari sebelumnya.

“Wah, si Adik makin tampan ya. Gimana dek, suka gak sama baju yang kakak beliin..?” Puji dan tanya kakak.

“Suka banget kak, bajunya nyaman dipakai, udah gitu gayanya juga keren. Pasti harganya mahal nih..” balasku.

“Iya dong, lumayan mahal. Lagian kalo untuk kamu mah, pasti kakak beliin lah..” ucap kakak.

Kemudian bapak menyambung perkataan kakak dan ditujukan kepadaku.

“Nah, kalau hasil pemberian orang lain, jaga sebaik mungkin, jangan kecewakan orang yang memberinya. Selain itu, niatkan juga di dalam hati untuk bisa membalasnya di suatu saat nanti..” kata Bapak.

“Iya pak, nanti kalo aku udah sukses di masa depan, pasti aku balas semuanya pak.. hehe..” ucapku.

“Ada satu hal yang harus kamu petik sebagai pelajaran pada hari ini..” sambung Bapak.

“Apa itu pak..?” Tanyaku.

“Jika nanti kamu sukses, jangan pernah sombong dengan apa yang dicapai. Tetaplah rendah diri dan berbuat baiklah kepada sesama. Pertama, dahulukan untuk membalas kebaikan orang lain yang dahulunya juga pernah berbuat baik kepada kita..” sambung Bapak.

“Iya pak, aku akan membalas semuanya dan tetap rendah hati kepada sesama, ketika aku besar dan sukses nanti..” ungkapku.

Setelah itu, kami makan siang bersama dan pergi ke rumah nenek, family dan tetangga-tetangga sekeliling rumah untuk bersilaturahmi sembari bermaaf-maafan.

*** ***

Cerita Motivasi Untuk Penyemangat Kerja

Judul Cerpen : Anak Kecil Pembelah Kayu

Setiap pagi, ibu selalu memarahiku karena susah bangun. Dimana matahari sudah meninggi, aku masih saja berbaring segan terbangun dari tempat tidur. Entah kenapa, hal ini sudah terjadi cukup lama.

Aku pemalas, bahkan dalam banyak hal. Meskipun ibu menasehati setiap pagi, aku tetap tak kunjung berubah. Malam begadang tidak jelas, bangun tidurnya mentari sudah di atas kepala.

Setelah bangun dan mandi, aku lihat jam sudah menunjukkan pukul 13.00. Akupun makan siang bersama ibu. Tiba-tiba saja ibu bertanya..

“Nak, mau sampai kapan kamu seperti ini terus? Malas-malasan, nyari kerja gak mau, tidur larut dan bangun kesiangan. Emang kamu gak mikir masa depan ya..?” Tanya ibu.

“Gak tau bu, entah kenapa kebiasaan ini gak bisa diubah. Padahal setiap malam aku udah berusaha untuk tidur lebih cepat dan bangun lebih awal. Tapi tetap saja, hal sama terus berulang..” Jawabku.

Setelah makan, ibu menyuruhku ke warung untuk membeli sayuran dan ikan asin yang akan di masak sore nanti. Di perjalanan pulang, aku melihat sesuatu yang aku rasa sangat mrnakjubkan.

Aku melihat seorang anak kecil, kira-kira masih SD, tengah membelah sebatang kayu besar di tepi jalan, dengan menggunakan gergaji besi, berlumuran keringan dan terlihat amat kelelahan.

Disampingnya, ada seorang bapak-bapak yang berpenampilan cukup rapi. Aku mendekatinya dan bertanya..

“Pak, anak itu sedang melakukan apa?” Tanyaku.

“Ooh, dia sedang membelah kayu yang akan diolahnya menjadi kayu bakar. Setelah itu kayu tersebut akan dijual ke masyarakat untuk belanja sehari-harinya..” jawab sang Bapak.

“Memangnya dia sudah tidak punya orangtua ya pak? Kok kerjanya keras sekali..?” Tanyaku lagi.

“Masih punya dek, dan dia juga masih sekolah. Dia bekerja seperti ini karena keinginan dia sendiri kok, katanya pengen belajar mandiri dari sekarang, supaya tidak selalu menyusahkan orangtuanya, begitu katanya..” jawab si Bapak.

“Ooh, begitu ya pak. Terima kasih banyak pak jawabannya..” akhirku.

“Sama-sama dek..” tuntas si bapak.

Di perjalanan, aku terus-menerus terpikirkan mengenai anak tadi, sembari bercermin kepada diri sendiri. Bagaimana bisa dia yang masih kecil, tapi tak segan-segan untuk bekerja keras.

“Badanku besar, usiaku sudah mapan, tapi kenapa aku bisa kalah dari anak kecil berbadan mungil dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar itu..?” Gumamku dalam hati.

Sesampainya di umah, aku langsung bergegas mengganti baju. Melihat aku yang terburu-buru, ibu pun bertanya..

“Kamu mau kemana? Kok kelihatannya panik dan terburu-buru gitu..?” Tanya ibu.

“Aku mau berangkat nyari kerja bu, kebetulan kemaren-kemaren Pak Somad dan Pak RT juga udah nawarin kerja ke aku..” ucapku.

“Loh, kok tiba-tiba kamu bersemangat mau kerja? Biasanya jam segini kamu juga udah ke warung, atau paling tidak main HP di kamar..” tutur ibu.

“Aku ingin berubah bu. Aku benar-benar termotivasi melihat seorang anak kecil yang begitu rajin dan bersemangat untuk bekerja, yang aku lihat barusan ketika di perjalanan..” balasku.

“Alhamdulillah, akhirnya kamu mendapatkan motivasi juga. Hati-hati ya nak, semoga selamat dan tetap sehat dalam bekerja..” ucap ibu.

Akupun berangkat dan meminta izin serta do’a agar tetap diberi perlindungan ketika bekerja, terkahir kucium kedua tangannya.

*** ***

Cerpen Motivasi Pendidikan

Cerpen Motivasi Pendidikan
Cerpen Tentang Impian Ibu | Pixabay.com

Judul Cerpen : Impian Ibu

Namaku Rini, seorang mahasiswi jurusan Keperawatan di salah satu Universitas Negeri di Indonesia. Dari kecil, aku bercita-cita menjadi orang yang berguna bagi banyak orang, yakni menjadi Dokter.

Saya baru tamat SMA tahun ini dan Alhamdulillah diterima di kampus favoritku. Kedua orangtua, keluarga dan family juga sangat mendukung cita-citaku tersebut, yang tentunya menambah semangat bagiku.

Perkuliahan akan dimulai Minggu depan, semua persiapan sudah lengkap, begitu juga dengan sewa kontrakan. Suatu hari, ibu mengajakku ke rumah nenek yang berada tidak jauh dari rumahku.

“Rin, nanti siang kita ke rumah nenekmu ya..” Ucap ibu.

“Baik bu, memangnya ada apa ya..?” Tanyaku.

“Nenek katanya mau ketemu sama kamu..” jawab ibu.

“Baik bu..” tutupku.

Sesampainya di rumah nenek, aku dan ibu ditawarkan berbagai makanan dan minuman yang dibuat langsung oleh beliau. Kami bertiga berbincang beberapa saat. Tiba-tiba, nenek mulai membuka obrolan mengenai perkukiahanku.

“Rin, kata ibumu kamu akan kuliah di jurusan keperawatan ya..?” Tanya nenek.

“Iya nek, aku bercita-cita menjadi seorang dokter nek..” jawabku.

“Bagus Rin, cita-citamu sangat mulia. Nenek juga punya pesan untuk kamu Rin..” ucap nenek.

“Apa itu nek..?” Tanyaku penuh penasaran.

“Rin, ibumu dulu juga bercita-cita menjadi seorang dokter, tapi tidak sempat kuliah karena terkendala masalah ekonomi. Dan sekarang, keluarga kalian sudah berkecukupan, untuk itu, kuliahlah dengan rajin dan gapai cita-citamu…”

“…Kamu harus tahu, ketika ibumu mengandungmu, dia sering berucap bahwa kelak kau harus menjadi dokter, untuk mewujudkan impian ibumu yang gagal..” ungkap nenek.

Mendengar ucapan tersebut, aku langsung memeluk ibu erat-erat, karena semua yang diceritakan nenek sangat menyentuh hatiku dan membangkitkan semangat serta menjadi motivasi bagiku.

“Iya nek, terima kasih. Aku akan berusaha sekuat dan semampuku untuk menggapai cita-citaku, dan juga impian ibu sejak dulu..” ucapku.

*** ***

Kisah Inspiratif di Kehidupan Nyata Singkat

Judul : Merawat Ibu Sejak Usia 3 Tahun

Di daerah Ruzhou, Provinsi Henan, Tiongkok, ada seorang anak perempuan berusia 3 tahunan, bernama Qianqian. Dia harus merelakan masa kanak-kanaknya untuk dikorbankan demi merawat ibunya yang lumpuh, akibat dari tabrak lari.

Disaat anak-anak seusia dia menghabiskan banyak waktu untuk bermain, tapi dia tidak. Ibunya yang bernanama Wang Huixian sudah tak bisa lagi berjalan.

Lalu kemana ayahnya? Pasti dalam benakmu terbesit pertanyaan seperti itu. Ya, ayahnya telah bercerai dan berada entah dimana, sedangkan kakek dan neneknya sudah tiada.

Dia mengambil makanan dan minuman, menuapi bahkan membuang kotoran ibunya, selayaknya orang dewasa yang tengah merawat orang sakit. Melihat hal seperti ini, Wang Huixian selaku ibunya kerap kali menangis melihat putrinya.

Ditengah kesusahan dan penderitaan anak dan ibu tersebut, beruntung sekali ada seseorang yang merekam, dan kemudian mempostingnya ke media sosial. Sontak langsung mendapat banyak respon positif dari warganet.

Kemudian banyak yang menggalang dana dan mengumpulkan donasi. Dana yang dihasilkan akhirnya dijadikan sebagai biaya operasi kelumpuhan ibu dari Qianqian.

Sekarang mari bertanya ke diri sendiri, apa yang bisa kita lakukan ketika berumur 3 tahunan dulu? Tentunya merengek dan menangis saja. Betapa beruntungnya kita yang bisa menikmati masa kecil bersama orangtua yang sehat dan bersatu.

Oleh karenanya, jadikanlah kisah ini sebagai motivasi dan inspirasi bagi kita, agar menjalani hidup dengan ikhlas dan bersabar. Serta ajarkan anak-anak kita untuk bisa mandiri serta bertanggung jawab sejak dini.

Yuk, Baca juga : 7+ Cerpen Tentang Ibu Tercinta ini.


Penutup Cerita Pendek Motivasi

Setelah membaca ulasan mengenai Kumpulan Cerpen Motivasi Kehidupan di atas, saya berharap kita semua bisa mengambil hikmah dan pesan yang terkandung didalamnya, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Demikianlah, ulasan singkat kali ini mengenai Cerita Pendek Motivasi kehidupan terbaik dan inspiratif. Semoga bisa bermanfaat dan terima kasih telah membaca. (Ref)